Sopir Dump Truck Cantik,Demi Delapan Buah Hatinya .

Sopir Dump Truck Cantik,Demi Delapan Buah Hatinya .

 

RADAR JEMBER -Sopir truk material yang menuntut keterampilan dan risiko tinggi kebanyakan dilakoni kaum pria. Namun, demi menghidupi delapan buah hatinya seorang diri, Syarifah Firdausi tidak malu menjadi sopir truk.

PAGI itu, dari rumah yang juga difungsikan sebagai garasi truknya, Syarifah bersiap-siap beraktivitas, yakni menyopiri dump truck.

Syarifah memang menjalani pekerjaan yang tidak banyak ditekuni kaum perempuan itu. Sebagai sopir truk material, dia biasa melayani jasa pengangkutan pasir, batu fondasi, abu batu, genting, batu, dan bambu. Dia juga melayani jasa boyongan pindah rumah.

’’Bergantung permintaan, yang penting kan halal, Umik akan lakukan,’’ ujar perempuan berdarah Arab yang sering dipanggil Umik oleh warga sekitarnya itu.

Syarifah bisa dibilang perempuan tangguh. Dia membeli sendiri truk angkutannya itu melalui pinjaman bank. Dia memberanikan diri untuk mengajukan pinjaman sekitar Rp 200 juta pada 2014.

’’Saya ambil masa pinjaman dua tahun untuk modal bayar uang muka truk. Sebab, saya tidak ingin lama-lama berutang,’’ tegas perempuan kelahiran Situbondo, 13 Februari 1979, itu.

Karena memiliki truk sendiri, Syarifah relatif ’’merdeka’’ dalam mengatur jam kerja. Meski demikian, dia benar-benar bekerja keras demi menghidupi delapan anaknya.

Dia hampir tidak pernah libur seperti pegawai pada umumnya. ’’Kapan aja pelanggan butuh jasa, saya selalu siap mengantar. Jadi, tidak ada hari khusus untuk libur,’’ ungkapnya.

Rute yang pernah ditempuh adalah Lumajang, Banyuwangi, dan Situbondo. Dalam sehari, jika hanya mengantar material di dalam Jember, Syarifah bisa 10 kali bolak-balik. Jika ke luar kota, dia bisa 2–3 kali pulang pergi.

’’Kalau kejar setoran, kadang saya suka agak ngebut, mohon maaf. Tapi, alhamdulillah, tidak pernah terjadi insiden. Saya selalu taat aturan dan mengutamakan ketertiban dan etika berlalu lintas,’’ ujarnya.

Sesekali dia terpaksa menginap di pinggir jalan di dalam truknya. Misalnya, ketika mengantar material aspal ke Benculuk, Banyuwangi, beberapa waktu lalu, Syarifah harus bermalam karena menunggu hujan reda. Setiap hari dia hanya beristirahat sejenak di jalan ketika masuk waktu salat.

Untuk menghindari sakit dan menjaga kebugaran, Syarifah minum susu cokelat setiap hari dan sesekali minum jamu. Dia menghindari minuman suplemen dan rokok. ’’Kalau siang, saya jarang makan. Paling cuma ngemil dan minum 4 botol air mineral ukuran besar. Jadi, tetap kenyang,’’ tutur perempuan yang lulus dari madrasah aliyah di Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan, pada 1996 tersebut.

Syarifah belajar mengemudikan truk dengan bak besar sejak 2008. Dia lantas mengemudikan truk itu selama 1,5 tahun hingga kemudian vakum selama beberapa tahun.

Lantas, pada akhir 2014, dia kembali mengemudikan truk karena suaminya kala itu telah menipu dirinya dalam usaha bersama jasa layanan truk. ’’Jadi, bisa dibilang karena ketidakjujuran dan pengkhianatan sehingga saya mulai memberanikan diri untuk mengemudikan truk sendiri,’’ tutur putri seorang mubalig terkemuka di Jember itu.

Setelah mengambil alih pengoperasian, kondisi keuangan Syarifah mulai membaik. Dia kembali lancar membayar angsuran bank.

Meski terlihat melelahkan, Syarifah mengaku sangat menikmati pekerjaannya itu. Saat awal belajar mengemudikan truk pada 2008, dia mendapat pengalaman berkesan. Salah satunya, menabrak warung milik tetangganya. Untung, tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Dia pun berdamai dengan mengganti kerugian Rp 400 ribu.

’’Waktu itu saya mau putar balik, tapi bagian belakang truk nyangkut ke warung. Warung bambu itu pun terseret beberapa meter,’’ ungkapnya.

Mendapat pengalaman berbahaya saat belajar menyetir justru membuat Syarifah ketagihan dan bersemangat mengemudikan truk. Ada kepuasan tersendiri saat berada di jalanan mengemudikan truk serta berinteraksi dengan teman-teman seprofesi.

Dia juga tergabung dalam Jember Truck Lover, komunitas pengemudi truk di Jember dan sekitarnya. Di antara sekitar 900 anggota, hanya Syarifah yang perempuan.

’’Alhamdulillah, teman-teman juga menghormati saya. Di sisi lain, saya harus pandai menjaga diri,’’ ujar perempuan yang pernah beberapa tahun tinggal dan berjualan makanan di Arab Saudi karena mengikuti suami tersebut. (ad/hdi/c5/ano)

 

“ SELAMAT HARI IBU

 

 

www.hino-sales.net

 

banner 468x60

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: